Ribuan Jamaah Umroh Mulai Penuhi Masjidil Haram
IHRAM.CO.ID, MAKKAH—Ribuah jamaah umroh dalam negeri berbondong-bondong memasuki Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah umroh, menyusul peningkatan kapasitas jamaah menjadi 60.000, dibagi menjadi 8 periode operasional. Izin umrah dikeluarkan melalui aplikasi ‘Eatmarna dan Tawakkalna’.
Kepresidenan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, bekerja sama dengan otoritas terkait, telah mengatur masuknya jemaah umrah ke masjid melalui gerbang khusus, sesuai dengan langkah-langkah pencegahan untuk menjaga jarak fisik saat melakukan ritual. Asisten Presiden Kepresidenan Umum Urusan Masjidil Haram Dr. Saad bin Mohammed Al-Mheimeid mengatakan, Kepresidenan telah mempersiapkan penataan dini seluruh lorong Masjidil Haram, area Mata’af, alun-alun dan sejumlah persiapan lain untuk menyambut kedatangan jamaah umroh.
Dia juga menekankan kesiapan seluruh komando lapangan di Masjidil Haram, di mana pihak terkait akan menindaklanjuti dan meningkatkan kinerja rencana operasional untuk memberikan lingkungan yang aman bagi jamaah. Dia menunjukkan kesiapan kader manusia dan mesin di tengah lingkungan yang sehat dan aman yang memenuhi semua standar kesehatan internasional dan aspirasi kepemimpinan untuk menawarkan layanan terbaik kepada pengunjung masjid.
Saudi Arabia mulai membuka dan menerima jamaah umrah dari luar negeri mulai Senin (9/8). Namun sayangnya, Indonesia masih belum diperkenankan bergabung. Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Eko Hartono membenarkan hal tersebut. Menurutnya, salah satu persoalan yang menyebabkan jamaah Indonesia masih ditangguhkan adalah karena persoalan vaksin yang digunakan Indonesia.
“Iya mulai besok 9 agustus. Belum bisa (Jamaah Indonesia),” kata Eko.
“Vaksin juga menjadi tantangan karena sampai sekarang hanya 4 vaksin yang diakui Saudi: Pfizer, Moderna, Johnsons, dan Astra. Sementara kebanyakan di kita (Indonesia) pakai Sinovac dan Sinopharm,” imbuhnya.
Eko menambahkan bahwa pihak KJRI Jeddah berupaya supaya vaksin Sinovac dan Sinopharm disetujui oleh Saudi Arabia. “Emang barusan saya diinfo bahwa Saudi sudah setujui Sinovac dan Sinopharm, tapi kami masih akan cek lagi,” ujarnya.
Selain itu, kondisi Covid-19 di Indonesia juga menjadi salah satu alasan pemberlakuan larangan masuk jamaah Indonesia ke Kerajaan. “Terus terang karena perkembangan Covid di Indonesia yang cukup mengkhawatirkan termasuk bagi Saudi. Sehingga Info dari Amphuri, aplikasi visa umrah untuk Indonesia masih di blok,” tuturnya.
Eko mengimbau kepada jamaah Indonesia untuk bersabar. Ia mengajak untuk fokus menangani Covid-19 sehingga Saudi dapat membuka kembali.
“Bagi WNI yang akan umrah, mohon sabar dulu karena memang belum bisa dapat visa umrah. Mari kita fokus untuk bantu tangani Covid di Indonesia sehingga Saudi dapat segera buka larangan masuk bagi yang dari Indonesia. Sekali lagi, kuncinya adalah keberhasilan penanganan Covid kita,” tegasnya.