Perjanjian Rasulullah dengan 70 Pemuda Pada Musim Haji

Perjanjian Rasulullah dengan 70 Pemuda Pada Musim Haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–Diriwayatkan oleh Ahmad dari Jabir RA, ketika itu pada musim haji Rasulullah keliling kampung di kota Makkah untuk mendatangi orang-orang di tempat itu. Rasulullah masuk ke kampung Ukazh dan Majannah untuk meminta bantuan penduduk setempat.

“Siapakah yang akan memberikan tempat tinggal untukku? Siapakah yang membantu ku sehingga aku menyampaikan risalah Tuhanku, maka dia mendapatkan Jannah? ” kata Rasulullah.

Tetapi Rasulullah tidak mendapatkan seorangpun yang mau memberikan tempat tinggal dan membantunya. Bahkan ada seorang lelaki yang berangkat dari Yaman atau Mudhar, dia didatangi kaumnya dan mereka berkata

“Hindarilah terhadap pemuda kaum Quraisy (Nabi SAW) itu, jangan sampai dia menjatuhkan kamu ke dalam fitnah,” katanya seperti dikisahkan Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi dalam kitab Hayatus Sahabah.

Namun Rasulullah terus-menerus berdakwah di antara perkemahan kabilah-kabilah mereka dan mereka menuding ke arahnya jari-jari mereka. Sehingga Allah mengirim kami kepada beliau dari Madinah, lalu kami pun memberikan tempat tinggal untuknya dan membenarkannya.

Maka keluarlah kaum lelaki dari kalangan beriman mendatangi Rasulullah dan Rasulullah membacakan Alquran kepafa kaum lelaki itu. Kaum lelaki itu kembali kepada keluarganya dan keluarganya pun memeluk Islam karena dakwah Rasulullah.

“Sehingga tidak ada sebuah kampung pun dari kampung-kampung orang Anshar, melainkan terdapat di dalamnya penghuni yang telah memeluk Islam,” katanya.

Kelompok Laki-laki yang telah berbait kepada Rasulullah pun berunding dan berkata. “Sampai kapankah kita membiarkan Rasulullah berkeliling dalam keadaan terusir di antara gunung-gunung di Kota Makkah dan ditakut-takuti? ”

Maka sejumlah tujuh puluh orang lelaki di antara kami pergi menemui Rasulullah dan sampai kepadanya pada musim Haji. Kami berjanji untuk bertemu dengan beliau di Syi’b Aqabah pada waktu yang ditentukan. Dari tujuh puluh orang itu datang seorang demi seorang sehingga berkumpul semua di sana.

Di antara mereka ada yang berkata. “Wahai Rasulullah! atas apakah kami berbaiat kepada engkau?”

Rasulullah berkata, “Kalian berbaiat kepada ku untuk selalu mendengar perintah-perintah dan menaatinya dalam keadaan bersemangat ataupun malas, mengorbankan harta pada jalan Allah pada waktu sulit maupun mudah dan menyuruh melakukan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Berbicara tentang Allah di mana kamu jangan takut kepada celaan orang yang mencerca kamu dan membela agama Allah, menolongku dan melindungiku (dari ancaman musuh) apabila aku telah sampai di tempatmu seperti kamu melindungi dirimu sendiri, istri-istri dan anak-anak kamu. Dan untuk kamu sebagai ganjaran nya adalah Jannah.”

Para pemuda itu pun bangkit mendekati Rasulullah. As’ad bin Zurarah memegang tangan Rasulullah untuk berbaiat dan ia termasuk orang termuda di antara mereka. Setelah berbait As’ad berseru kepada kaumnya mengajak agat mentaati Allah dan Rasulnya Muhammad.

Seruan As’ad diterima kaumnya. Merekapun berdiri di hadapan Rasulullah dan berbaiat kepada Rasulullah dab beliau pun mengambil janji dari mereka menetapkan syarat, dan menjanjikan balasan Jannah untuk semua itu.

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Ka’ab bin Malik ra, katanya setelah mereka para pemuda itu berkumpul di lembah Aqabah mereka menunggu kedatangan lanjutan Rasulullah. Kemudiam Rasulullah datang bersama Abbas bin Abdul Muthalib yang belum memeluk Islam, namun ia sangat mendukung kerja dakwah Rasulullah.

Setelah diminta bicara, dalam sebuah forum itu, Rasulullah bersabda: membaca Alquran dan menyuruh untuk menyembah Allah dan mengajak untuk cinta kepada Islam. “Sabda beliau,” Aku membait kalian supaya mempertahankan diriku seperti kalian mempertahankan istri-istri dan anak-anak kalian.”

Maka Al-Narra’ bin Ma’rur memegang tangan Rasulullah dan berkata. “Baiklah! demi Allah  yang mengutusmu dengan kebenaran, kami akan melindungimu sebagai mana kami mempertahankan para istri dan keluarga kami. Maka baitlah kami wahai Rasulullah! Demi Allah kami adalah putra-putra perang yang telah kami warisi dari para orang tua kami turunan turun temurun.”

Abu al Haitsam at Tayyihah menyampaikan kerisauan kepada Rasulullah, bahwa mereka telah mempunyai perjanjian dengan Yahudi setelah baiat kepada Rasulullah mereka akan memutuskan perjanjian itu. “Maka sekiranya kami melakukan yang demikian (memutus perjanjian), mungkinkah engkau akan meninggalkan kami dan kembali kepada kaummu setelah Allah memberikan kemenangan kepada Mu? ”

Rasulullah tersenyum kemudian bersabda, “Tidak, karena darahku adalah darahmu, dan kehancuranku adalah kehancuranmu. Aku adalah bagian dari kalian dan kalian adalah bagian dariku. Aku memerangi siapa saja yang kalian perangi, dan berdamai dengan pihak yang kalian ajak berdamai.”

Share this post


Open chat
Scan the code
Halo, Assalamualaikum, Terima kasih sudah menghubungi Badan Pengelola Keuangan Haji. Silahkan klik Open Chat atau Scan QR Code