Ketika Pramuka Dibawa ke Makkah untuk Bantu Jamaah Haji
IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Selain tenaga mahasiswa, Pemerintah Indonesia pada 1970-an setiap musim haji membawa tenaga Pramuka ke Makkah. Mereka dibawa dengan tujuan untuk membantu para jamaah secara kepramukaan.
“Namun dari beberapa hasil penelitian dan pengalaman pada jamaah justru para Pramuka kiriman pemerintah Indonesia ini sangat mengecewakan,” tulis H. Harun Keuchik Leumiek buku “Menelusuri Jejak Sejarah Islam Melalui Ritual Ibadah Haji dan Umrah”
Misalnya saja, tidak menggunakan seragam Pramuka dengan alasan enggan dimintai tolong jamaah. Tak hanya itu, mereka dianggap memberikan jawaban-jawaban kasar kepada jamaah.
Ia menceritakan, sekali waktu ada seorang jamaah Indonesia dengan memakai pakaian Ihram mendatangi dua orang Pramuka yang bertugas dipintu KBRI menanyakan sesuatu. Namun, jawaban yang diberitakan dianggap tidak sopan.
“Kami bukan orang penerangan Pak, kalau mau tanya pergi ke dalam saja,” kata dua orang Pramuka tersebut.
Padahal jamaah yang sudah lanjut usia ini tidak mengerti tata caranya dan meminta pertolongan dan bimbingan kepada mereka.
“Padahal Pramuka ini dikirim ke Arab oleh Pemerintah Indonesia untuk membantu melayani para jamaah. Tapi mereka malah menganggap tugas itu sebagai pergi melancong gratis keluar negeri,” katanya.
Karena itu, akhirnya Pemerintah Indonesia menghentikan pengiriman Pramuka pada setiap musim haji ke Arab Saudi dan memakai tenaga mahasiswa Indonesia yang ada di sana.
Sejak saat itu, pemerintah Indonesia melibatkan mahasiswa untuk melayani jamaah haji. Seperti pada tahun pertama Harun menunaikan ibadah haji 1979, saat itu 100 orang mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir dan Arab Saudi dipakai oleh Pemerintah Indonesia.
“Mereka diminta sebagai tenaga pelayanan jamaah haji Indonesia,” katanya.
Menurutnya, para mahasiswa itu untuk melayani jamaah haji Indonesia sangat memudahkan para jamaah selama melaksanakan ibadah haji, karena di samping para mahasiswa itu selain telah biasa dengan negeri itu, juga fasih berbahasa Arab dan mengetahui betul Mekkah maupun Madinah.
“Mahasiswa ini di samping bersekolah di Arab Saudi dan di Mesir mereka juga dipekerjakan di KBRI,” katanya.
Pada musim haji mereka di pakai tenaganya dalam Team Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) di Airport hingga di jalanjalan dalam kota Mekkah untuk memberikan pelayanan kesehatan pada jamaah haji Indonesia.