Fiqih Haji dan Umroh: Dalil, Syarat Wajib, dan Rukunnya!

fiqih haji dan umroh

Fiqih Haji dan Umroh: Dalil, Syarat Wajib, dan Rukunnya!

Haji dan umroh merupakan dua ibadah yang sangat penting dalam agama Islam. Keduanya memiliki keutamaan tersendiri dan memainkan peran penting dalam kehidupan spiritual seorang muslim. Meskipun keduanya sering dianggap serupa karena melibatkan kunjungan ke Baitullah di Makkah, masing-masing memiliki syarat, rukun, dan kewajiban yang berbeda. 

Dalam artikel ini, BPKH akan membahas secara mendalam tentang fiqih haji dan umroh, termasuk dalil-dalil yang mendasari, syarat wajib, rukun, dan kewajiban dari kedua ibadah ini. Agar Anda dapat memahaminya dengan baik, simak sampai tuntas artikel di bawah ini!

Apa Itu Fiqih Haji dan Umroh?

Fiqih haji dan umroh adalah cabang dari ilmu fiqih yang mempelajari hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji dan umroh. Keduanya adalah ibadah yang memiliki ritual khusus, dan pemahaman yang benar mengenai fiqih ini menjadi sangat penting agar ibadah yang dilakukan dapat diterima oleh Allah Swt.

Fiqih Haji

Fiqih haji mencakup berbagai aspek, mulai dari pengertian, hukum, rukun, syarat, hingga kewajiban-kewajiban dalam pelaksanaan ibadah haji. Simak fiqih haji di bawah ini dengan saksama!

Pengertian Haji

Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang diwajibkan bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Secara bahasa, “haji” berarti “menyengaja” atau “menuju” yang mengacu pada niat untuk mendatangi tempat tertentu dengan tujuan tertentu.

Secara istilah, haji adalah ibadah yang dilakukan dengan mengunjungi Baitullah di Makkah dengan melaksanakan serangkaian ritual yang telah ditentukan. Haji dilaksanakan sekali dalam setahun pada waktu yang spesifik, yaitu pada bulan Zulhijjah, dan merupakan ibadah yang memiliki waktu pelaksanaan yang terikat pada tanggal-tanggal tertentu.

Hukum Haji

Haji adalah ibadah yang memiliki hukum wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Hukum ini adalah salah satu dari lima rukun Islam yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang mampu. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚوَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Ali-Imran: 97).

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa haji adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang mampu, baik secara fisik, mental, maupun finansial. Rasulullah saw. juga mengingatkan pentingnya haji dalam sebuah hadis:

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ إِيمَانٍ بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالصَّلَاةِ الْخَمْسِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَأَدَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ.

Artinya: “Islam dibangun atas lima perkara: bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji bagi yang mampu.” (HR. Bukhari).

Hadis ini menegaskan bahwa haji adalah bagian integral dari ajaran Islam dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang memenuhi syarat kemampuan.

Syarat Wajib Haji

Syarat wajib untuk dapat melaksanakan haji adalah sebagai berikut:

  • Islam
  • Balig
  • Berakal
  • Merdeka
  • Mampu

Baca Juga: 7 Syarat Wajib Haji untuk Umat Islam, Jangan Sampai Salah!

Rukun Haji

Rukun haji adalah hal-hal pokok yang harus dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji. Jika salah satu dari rukun ini tidak dilakukan, maka haji seseorang dianggap tidak sah. Rukun haji terdiri dari:

  • Ihram: Ihram adalah niat dan pakaian khusus yang dikenakan ketika memulai ibadah haji. Pakaian ihram adalah pakaian putih yang tidak memiliki jahitan bagi pria, sementara wanita mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
  • Wukuf di Arafah: Wukuf berarti berdiam diri di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah mulai dari tergelincirnya matahari hingga terbenam. Selama wukuf, jemaah haji memperbanyak doa dan zikir sebagai bentuk pengabdian dan permohonan ampun kepada Allah Swt.
  • Tawaf Ifadhah: Setelah wukuf di Arafah, jemaah haji harus melakukan tawaf ifadhah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
  • Sai: Sai adalah berjalan bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i dilakukan setelah tawaf ifadhah.

Wajib Haji

Selain rukun-rukun yang harus dilakukan, ada juga kewajiban-kewajiban haji yang jika tidak dilakukan dapat mengharuskan jemaah haji membayar dam (denda). Berikut delapan wajib haji:

  • Ihram dari miqat: Setiap jemaah haji harus memulai ibadahnya dengan ihram dari miqat yang telah ditentukan.
  • Wukuf di Arafah: Wukuf di Arafah harus dilakukan hingga matahari tenggelam.
  • Bermalam di Muzdalifah: Pada malam tanggal 10 Zulhijjah, jemaah haji harus bermalam di Muzdalifah setelah melaksanakan wukuf di Arafah.
  • Bermalam di Mina: jemaah haji harus bermalam di Mina pada malam-malam tasyriq (11, 12, dan 13 Zulhijjah).
  • Melempar Jamrah: Melempar jumrah adalah ritual melempar batu kecil ke tiga tiang jumrah di Mina. Ini dilakukan pada hari raya kurban dan hari-hari tasyriq sebagai simbol menolak godaan dan bisikan setan.
  • Mencukur Rambut atau Memendekkannya: Setelah melaksanakan tawaf dan sai, jemaah haji harus mencukur (bagi pria) atau memendekkan rambut (bagi wanita) sebagai simbol bolehnya melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang saat ihram.
  • Menyembelih Hadyu: Menyembelih hadyu (hewan kurban) adalah kewajiban bagi jemaah haji yang melakukan haji tamattu dan qiran.
  • Tawaf wada: Tawaf wada adalah tawaf perpisahan yang dilakukan sebelum meninggalkan Makkah.

Fiqih Umroh

Fiqih umroh mencakup berbagai aspek, mulai dari pengertian, hukum, rukun, syarat, hingga kewajiban-kewajiban dalam pelaksanaan ibadah umroh. Simak fiqih umroh di bawah ini dengan saksama!

Pengertian Umroh

Umroh adalah ibadah yang mirip dengan haji, tetapi tidak memiliki waktu pelaksanaan yang khusus seperti haji. Secara bahasa, umroh berarti “berziarah”. Secara istilah, umroh adalah kunjungan ke Baitullah dengan niat beribadah kepada Allah pada waktu yang tidak ditentukan, dengan melaksanakan ritual yang telah ditentukan.

Hukum Umroh

Berbeda dengan haji yang memiliki hukum wajib, umroh adalah ibadah yang disunahkan. Artinya, melaksanakan umroh adalah suatu amalan yang sangat dianjurkan dan mendatangkan banyak pahala, namun tidak diwajibkan.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad saw. bersabda:

العُمْرَةُ إِلَى العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا.

Artinya: “Dari umroh ke umroh berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa umroh memiliki keutamaan tersendiri dalam menghapus dosa-dosa yang dilakukan seorang muslim. Meski umroh tidak diwajibkan, melakukannya tetap sangat dianjurkan dan akan mendatangkan pahala yang besar.

Syarat Wajib Umroh

Syarat wajib untuk dapat melaksanakan umorh adalah sebagai berikut:

  • Muslim
  • Mukallaf (Sudah dibebani syariat)
  • Mampu
  • Merdeka
  • Bebas dari gangguan saat perjalanan

Baca Juga: 10 Larangan Haji dan Umroh Beserta Sanksi dan Hukumnya

Rukun Umroh

Rukun umroh adalah elemen-elemen pokok yang harus dilakukan dalam pelaksanaan umrah. Jika salah satu dari rukun ini tidak dilakukan, maka umrah seseorang dianggap tidak sah. Berikut lima rukun umroh:

  • Ihram: Ihram adalah niat dan pakaian khusus yang dikenakan saat memulai ibadah umroh. Ihram dilakukan dari miqat, yaitu batas yang telah ditentukan, baik berupa tempat atau lokasi.
    • Tawaf: Tawaf merupakan ritual mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Dalam umrah, tawaf dilakukan sebagai salah satu rukun utama. Tawaf ini dilakukan setelah memasuki Makkah dan sebelum melakukan sa’i.
    • Sai: Sa’i adalah ritual berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
    • Tahalul: Bagi pria, menggundul rambut (halq) adalah sunah dan sangat dianjurkan. Namun, memendekkan rambut (taqsir) juga diterima. Sedangkan bagi wanita, memendekkan rambut (taqsir) lebih dianjurkan, yaitu memotong ujung rambut sedikit saja sebagai simbol pembersihan dan penyempurnaan ibadah.
  • Tertib: Semua rukun umroh harus dilakukan secara berurutan dan dalam urutan yang telah ditetapkan. Urutan ini adalah ihram, tawaf, sai, dan tahalul.

Wajib Umroh

Selain rukun-rukun umroh, ada juga beberapa kewajiban yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan umrah. Jika salah satu dari kewajiban ini tidak dilakukan, maka umrah tetap sah tetapi harus membayar dam (denda). Berikut dua wajib umroh:

  • Ihram dari Miqat: Miqat adalah lokasi-lokasi tertentu yang harus dipatuhi oleh jemaah umrah untuk memulai ihram. Setiap calon jemaah umrah harus memastikan bahwa mereka telah melewati miqat sebelum mulai memakai pakaian ihram dan berniat untuk umroh.
  • Menjauhkan Diri dari Hal-Hal yang Dilarang saat Ihram: Selama berada dalam keadaan ihram, ada beberapa larangan yang harus dijauhi. Larangan-larangan ini termasuk:
    • Hubungan Intim
    • Memakai Pakaian Berjahit
    • Memotong Rambut atau Kuku
    • Memakai Parfum
    • Berburu Binatang
    • Dsb.

Kesimpulan

Haji dan umroh merupakan ibadah yang sangat penting dalam agama Islam dengan nilai spiritual yang mendalam. Memahami fiqih haji dan umroh, termasuk dalil-dalil, syarat wajib, rukun, dan kewajiban masing-masing dapat memastikan ibadah yang Anda laksanakan sesuai dengan tuntunan syariat. Selain itu, dengan pemahaman yang tepat, Anda dapat menjalankan ibadah ini dengan penuh khusyuk dan mendapatkan manfaat serta pahala yang besar.

Agar dapat memperdalam informasi Anda tentang penyelenggaraan haji dan pengelolaan keuangan haji dengan prinsip syariah, akuntabel, dan transparansi, kunjungi website BPKH. Lebih dari itu, Anda juga dapat memperoleh berbagai pengetahuan Islam lainnya yang akan meningkatkan pemahaman dan praktik keagamaan Anda!

Share this post


Open chat
Scan the code
Halo, Assalamualaikum, Terima kasih sudah menghubungi Badan Pengelola Keuangan Haji. Silahkan klik Open Chat atau Scan QR Code