Kesabaran Keluarga Ibrahim dan Manasik Haji
IHRAM.CO.ID, JAKARTA–Makkah indentik dengan kehidupan keluarga Nabi Ibrahim yang memprihatinkan. Namun, karena kesabarannya Hajar dan Ismail akhirnya kehidupan mereka berakhir mengesankan karena pengalaman hidupnya diabadikan sebagai syariat manasik haji.
“Untuk itu beberapa di antara manasik ibadah haji berkaitan dengan sejarah hidup keluarga Ibrahim,” tulis Dr.M. Shaleh Putuhena dalam bukunya Historiografi Haji Indonesia.
Menurut Ath-Thabari, dalam kitabnya Tarikh-Umam wal al-Mulk dan sumber Kristen, Ibrahim adalah putra Terakh keturunan Sam Bin Nuh. Kehidupan masa kecilnya tidak diketahui dengan jelas .
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, salah seorang sahabat nabi yang banyak meriwayatkan hadis, suatu ketika Hajar dan Ismail yang masih kecil itu ditinggalkan oleh Ibrahim untuk suatu keperluan. Pada suatu hari, masa peninggalan Ibrahim persediaan air telah habis, sementara Ismail menangis kehausan.
“Hajar kebingungan dan lalu mondar-mandir antara bukit Safa dan bukit Marwah yang tidak jauh di tempat Ismail berbaring,” katanya.
Meskipun usaha keras untuk mendapatkan air itu belum berhasil, hajar terpaksa kembali sejenak untuk menengok anaknya. Pada waktu itulah ia bertemu dengan malaikat yang sedang menghentakkan kakinya ke pasir.
“Dari bekas kakinya, terpancarlah air yang kemudian terkenal dengan nama zamzam,” katanya.
Peristiwa mondar-mandir Hajar antara Safa dan Marwah itu diabadikan dalam manasik haji atau umroh sebagai Sa’i. Berita tentang terdapatnya air zamzam di Mekah itu tersebar di kalangan suku jumhur yang menempati suatu kawasan yang tidak jauh dari situ.
“Akhirnya, mereka pindah ke lembah maka untuk menetap bersama keluarga Ibrahim dalam suatu wilayah,” katanya.