Bagaimana Pandemi Covid-19 Mengubah Haji Tahun Ini
IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Puluhan ribu jamaah yang sudah divaksin bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Mereka harus mematuhi prosedur kesehatan seperti wajib mengenakan masker dan menjaga jarak. Meskipun haji berlangsung beberapa hari, jamaah sudah tiba di Makkah beberapa pekan sebelumnya. Ritual haji ditutup dengan perayaan Idul Adha yang ditandai dengan pembagian daging kepada fakir miskin.
Tahun ini, Arab Saudi hanya mengizinkan 60 ribu orang jamaah haji termasuk warga negara Saudi dan ekspatriat. Pengurangan haji tahun ini karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Jumlah tersebut jauh lebih besar daripada jumlah jamaah haji pada tahun sebelumnya yang dihadiri kurang dari 1.000 orang.
Tanpa standar yang jelas atau disepakati untuk paspor vaksin, tingkat inokulasi vaksin sangat tidak merata dan varian baru dari virus Covid-19. Akibatnya, sampai sekarang belum tahu kapan Arab Saudi akan menjadi tuan rumah lagi bagi jutaan jamaah Muslim yang ingin haji.
Raja Salman telah berusaha untuk memastikan haji tahunan terus berlangsung tanpa gangguan walaupun ada perubahan yang disebabkan pandemi Covid-19. Misal, robot yang dikerahkan untuk menyemprotkan disinfektan di sekitar Ka’bah
Selain itu, Arab Saudi juga meluncurkan gelang pintar untuk jamaah haji. Gelang itu menyerupai Apple Watch yang mencakup informasi tentang haji, tingkat oksigen jamaah, data vaksin, dan memiliki fitur darurat untuk meminta bantuan.
Media internasional juga diizinkan hadir di Saudi untuk meliput ritual ibadah haji tahun ini tapi ada beberapa yang tidak diizinkan. Situs-situs suci dirawat dengan baik sepanjang haji berlangsung.
“Kami membersihkan lantai dan menggunakan cairan disinfektan saat membersihkannya dua atau tiga kali selama shift kami,” kata salah seorang petugas kebersihan Olis Gul yang telah bekerja di Makkah selama 20 tahun.
Dikutip Global News, Kamis (22/7), ibadah haji adalah salah satu kewajiban umat Islam untuk dilakukan sekali seumur hidup. Ritual ini seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan pada akhirnya menelusuri jejak Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Haji dipandang sebagai kesempatan untuk menghapus dosa masa lalu dan membawa persatuan yang lebih besar di antara umat Islam.
Selama haji di masa pandemi, jamaah akan minum air Zamzam dalam botol plastik kemasan. Jamaah juga harus membawa sajadah sendiri untuk shalat dan disediakan payung yang berfungsi melindungi mereka dari sinar matahari.
Setiap jamaah pun harus mengikuti jadwal yang ketat dari aplikasi haji dan umroh guna menghindari keramaian. “Saya berharap ini adalah musim haji yang sukses,” kata Jamaah asal Mesir sekaligus dosen universitas di Arab Saudi Aly Aboulnaga.
“Kami meminta Tuhan untuk menerima haji semua orang, mengizinkan jumlah jamaah yang lebih besar, dan kembali ke situasi yang lebih baik dari sebelumnya,” tambahnya.
Sebelum pandemi Covid-19, Otoritas Saudi bekerja untuk memperluas Masjidil Haram senilai 60 miliar dolar Amerika agar bisa menampung lebih banyak jamaah haji dan umroh. Di sisi selatan masjid berdiri gedung pencakar langit menara jam setinggi 1.972 kaki atau 600 meter, bagian dari kompleks tujuh menara yang dibangun untuk mengakomodasi jamaah kelas atas.
Saudi yang memiliki penduduk lebih dari 30 juta, telah melaporkan lebih dari setengah juta kasus virus korona, termasuk lebih dari 8.000 kematian. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ini telah memberikan hampir 20 juta dosis vaksin virus corona.